Orang-orang dalam dunia kelistrikan, tidak akan asing lagi dengan perangkat bernama ACB. Apalagi fungsinya yang sangat vital. Bahkan, perangkat ACB ini dapat membantu memberikan keamanan maupun keselamatan bagi para pekerja atau pun lingkungan di sekitarnya dari bahaya kebakaran akibat listrik.
Pada dunia industri pun, perangkat ACB turut andil dalam mesin maupun peralatan listrik. Dilihat dari fungsinya yang banyak dan penting, sebenarnya perangkat ACB apa itu? Bagaimana cara kerja hingga perawatan yang harus dilakukan pada ACB, berikut bahasannya.
Daftar Isi
Pengertian ACB
ACB adalah sebuah perangkat kelistrikan yang pada umumnya dimanfaatkan dalam panel listrik industri, sebagai alat proteksi.
Sebenarnya, ACB singkatan dari Air Circuit Breaker. ACB breaker mampu diterapkan pada sistem kelistrikan yang memiliki tegangan yang cukup tinggi.
ACB sering disamakan dengan VCB, karena sama-sama sebagai proteksi rangkaian listrik. Tetapi ada perbedaan ACB dan VCB salah satunya, kalau ACB berarti pemutus sirkuit udara. Berbeda dengan VCB (pemutus sirkuit vakum).
Fungsi primer ACB adalah memutuskan aliran listrik dalam sebuah rangkaian, terutama ketika terjadi kelebihan atau pun gangguan arus. Arus listrik diputus oleh ACB dengan menghentikan aliran udara yang masuk membawa energi listrik.
Sehingga, kerusakan pada peralatan maupun kebakaran karena korsleting listrik, dapat dihindari. ACB pada skala industri, mampu melindungi mesin dan peralatan listrik. Khususnya dari arus yang tidak stabil, yang dapat merusak mesin dan peralatan tersebut.
Jenis-jenis ACB
Berdasarkan kebutuhan dan kondisi sistem kelistrikannya, ACB dibedakan menjadi beberapa jenis. Sehingga Anda bisa menggunakan jenis ACB sesuai kebutuhan dan bisa dikenali dari simbol ACB. Jenis-jenis ACB adalah:
1. Jenis Draw-Out Type
Jika Anda membutuhkan ACB untuk sistem kelistrikan yang dimungkinkan mengalami perubahan secara reguler, maka jenis Draw-Out Type adalah jawabannya.
ACB Draw-Out Type adalah jenis ACB yang sistem koneksinya relatif lebih sederhana. Jenis ACB ini juga portable karena bisa dilepas dari panel listriknya.
2. Jenis Fixed Type
Bentuk umum dari ACB adalah ACB Fixed Type. Yaitu jenis ACB yang selalu menempel dari panel listriknya, artinya tidak dapat dipisah/dilepas.
Sehingga, jenis ACB Fixed Type hanya digunakan khusus sistem kelistrikan yang kebutuhannya tidak mengalami banyak perubahan atau tetap.
3. Jenis Withdrawable Type
Secara fisik, ACB withdrawable type memang sama seperti jenis ACB fixed type. Tetapi bedanya, jenis ACB withdrawable type bisa dilepas-pasang dari panel listriknya.
Biasanya, jenis ACB withdrawable type ini dipilih untuk sistem kelistrikan dengan perubahan konfigurasi, maupun sistem yang butuh perawatan rutin.
4. Jenis Air Blast Circuit Breaker
Biasanya industri (skala besar) menggunakan jenis ACB Air Blast Circuit Breaker. Karena memang ACB Air Blast Circuit Breaker cocok bagi sistem kelistrikan yang punya tegangan yang relatif tinggi sekaligus arusnya yang besar.
Cara Kerja Air Circuit Breaker
Dalam performanya, ACB memanfaatkan sistem yang tersusun dari komponen-komponen pendukungnya. Komponen tersebut meliputi operating mechanism, current transformer serta trip unit.
Cara kerja ACB hanya ketika adanya kelebihan arus atau terjadi gangguan pada aliran arus listrik. Trip unit yang terlebih dahulu akan mendeteksi adanya gangguan atau kelebihan tersebut.
Operating mechanism akan menerima sinyal dari trip unit, untuk segera memutus aliran listrik hanya pada rangkaian itu.
Ketika aliran sudah terhenti, busur api akan dipadamkan oleh ACB. Dengan sistem pemadaman busur api yang sebelumnya sudah siap.
Perbedaan ACB, MCB, MCCB dan GCB
Dalam dunia kelistrikan, ternyata bukan hanya ACB saja yang menjadi alat pemutus arus listrik. Masih ada lagi alat pemutus arus dan tentu saja di antara jenis-jenis tersebut memiliki perbedaannya tersendiri.
Inilah alat pemutus arus listrik dan perbedaannya yang mendasar, terutama dibandingkan dengan ACB:
1. ACB (Air Circuit Breaker)
Jenis alat pemutus listrik yang menjadi poin utama dalam pembahasan ini termasuk memiliki kapasitas yang sangat besar.
Jenis ACB berkapasitas 800 sampai 6.000 Ampere, sehingga mampu melindungi rangkaian listrik untuk industri maupun bangunan yang jauh lebih besar. Contohnya ada ACB schneider.
2. MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah jenis alat pemutus arus yang kapasitasnya paling kecil dibandingkan jenis lainnya.
Yaitu hanya 1 sampai 125 Ampere. Sehingga, biasanya hanya digunakan untuk sistem atau rangkaian listrik skala kecil, seperti bangunan-bangunan kecil atau rumah.
3. MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB adalah jenis alat pemutus arus yang kapasitasnya lebih besar lagi daripada MCB. Yaitu 100 sampai 2.500 Ampere. Sehingga penggunaannya pun oleh bangunan yang lebih besar lagi, hingga industri-industri.
4. GCB (Generator Circuit Breaker)
Jenis alat pemutus arus dengan kapasitas yang sangat besar adalah jenis GCB (Generator Circuit Breaker). Dengan kapasitas 10.000 sampai 50.000 Ampere, GCB mampu melindungi generator listrik.
Cara Melakukan Perawatan
Agar alat ACB lebih panjang umur pakainya serta performanya tetap terjaga baik, maka juga perlu dilakukan perawatan yang rutin. Karena, kalau alat ACB mengalami kerusakan, atau eror, maka nantinya tidak bisa memproteksi rangkaian listrik dengan baik.
Kinerja ACB akan kurang atau bahkan tidak sempurna dalam memutus aliran listrik saat terjadi gangguan. Untuk itulah, diperlukan perawatan rutin pada alat ACB, di antaranya dengan cara:
1. Perhatikan lingkungan sekitar
Sebelum memeriksa kondisi alat ACB, jangan lalai dalam memperhatikan lingkungan di sekitar perangkat. Pastikan lingkungan di sekitar ACB selalu kering, bersih dan tentunya bebas dari bahan atau partikel yang berpotensi bisa merusak ACB. Seperti kotoran, korosi maupun kelembaban.
2. Periksa kondisi kontak dan isolasi
Secara rutin, Anda harus memeriksa kondisi kontak dan isolasi. Selalu pastikan kontak dan isolasi tidak mengalami kerusakan atau pun aus. Karena nantinya bisa menyebabkan kinerja tidak maksimal, mengganggu proses dan berpengaruh pada keamanan.
3. Bersihkan secara teratur
Satu hal yang harus selalu Anda ingat adalah membersihkan perangkat ACB secara rutin. Khususnya bagian permukaannya, bersihkan dari debu, kotoran maupun kontaminan (partikel) lain. Karena dikhawatirkan akan mempengaruhi atau mengganggu kinerja ACB.
4. Periksa fungsi mekanisme alat
Anda harus selalu memastikan mekanisme kerja ACB telah berjalan baik sesuai fungsinya. Lakukan uji berkala terhadap mekanisme kerja ACB. Pastikan semua fungsinya berjalan sesuai spesifikasi pabrik.
5. Lakukan kalibrasi sesuai jadwal
Perawatan alat ACB selanjutnya adalah kalibrasi. Meski tidak sesering perawatan lainnya, tetapi kalibrasi harus dilakukan sesuai jadwal yang sudah ditentukan dari produsennya atau mengikuti standar industri. Pastikan kinerja ACB bukan hanya tepat, tetapi juga akurat.
6. Lakukan inspeksi berkala oleh ahli
Tak ketinggalan, alat ACB juga sebaiknya secara periodik dilakukan inspeksi oleh ahlinya yang sudah terlatih atau sudah tersertifikasi ahli. Hal ini bertujuan agar alat ACB dipastikan dapat berfungsi baik, sebagaimana mestinya dan aman jika digunakan.