Apakah Anda memiliki perangkat elektronik seperti radio, televisi, MP3, speaker musik atau yang sejenisnya? Nah, perangkat elektronik yang memanfaatkan audio menggunakan amplifier agar sinyal suaranya kuat dan terdengar lebih baik (tidak sumbang).
Dalam elektronika, amplifier adalah suara yang telah diolah melalui pengoperasian komponen-komponen yang menyusunnya. Berbeda dengan amplifier pada hewan adalah kunci dari kekuatannya.
Tapi, untuk belajar lebih dalam bagaimana rangkaian amplifier, cara kerjanya, sampai seberapa besar pengaruh power amplifier, dapat disimak di sini.
Daftar Isi
Pengertian Amplifier
Amplifier adalah komponen elektronik yang biasanya diaplikasikan pada perangkat elektronik yang berbasis audio. Dari mulai radio, televisi, mikrofon, komputer sampai speaker atau MP3 musik.
Amplifier merupakan komponen yang menangkap suara dari sumber tertentu dan mengubahnya menjadi arus listrik yang fluktuatif. Kekuatan arus listrik ditingkatkan berulang kali.
Hingga menghasilkan stereo yang lebih jernih dan bagus kualitasnya. Output suaranya menjadi lebih kuat, jelas dan kualitas audionya lebih baik.
Sejarah Singkat Amplifier
Sejarah amplifier pertama kali ditemukan oleh Lee De Forest di tahun 1906-an. Jadi waktu itu seorang fisikawan tersebut telah menemukan katup dengan 3 elektrode atau yang biasa disebut dengan trinode.
Namun alat tersebut dulunya di implementasikan untuk mendeteksi musah ketika perang. Jadi dengan memanfaatkan suara, kita bisa mendeteksi posisi musuh meskipun dalam gelap sekalipun.
Kemudian amplifier itu mulai terus dikembangkan baik jenis dan fungsinya sampai saat ini. Salah satu contohnyua untuk dunia musik, amplifier yang paling terkenal adalah jenis aplifier ampeg di tahun 1960.
Fungsi Amplifier
Pernah mendengar orang berbicara atau bernyanyi menggunakan pengeras suara? Suaranya jauh lebih keras, jelas dan jernih, bukan?
Tak peduli seberapa berisik atau ramai suara di sekitarnya yang tanpa pengeras suara. Di situlah salah satu fungsi amplifier suara. Jadi, amplifier berfungsi untuk:
1. Penguat Suara
Amplifier berfungsi untuk penguat suara. Amplifier yang sudah menangkap sinyal suara selanjutnya mengubahnya menjadi sinyal listrik.
Dari proses tersebutlah tegangan akan naik. Karena itulah suara yang dihasilkan menjadi lebih kuat bahkan juga jelas dan jernih.
2. Pengatur Karakteristik Suara
Fungsi amplifier adalah mengatur karakteristiknya suara yang nantinya dihasilkan. Mulai dari volumenya, midle, bass, treble, gain hingga balance.
Sehingga, komposisi sinyal suara yang dihasilkan atau dikeluarkan, kualitasnya bisa ditentukan sesuai karakteristik yang diinginkan atau dibutuhkan oleh pengguna.
3. Pengatur Kesesuaian Output
Selain karakteristik, amplifier juga akan mengatur kesesuaian output-nya. Komponen pre-amp nantinya yang bertugas memproses setiap sinyal suara yang masuk.
Gelombang atau sinyal suara tersebut selanjutnya akan menghasilkan output yang sama, seperti aslinya. Tetapi, telah diubah agar karakter dan kualitasnya lebih kuat dan lebih baik.
Cara Kerja Amplifier
Amplifier bekerja melalui beberapa tahapan. Tetapi pada umumnya, cara kerja amplifier adalah sebagai berikut:
1. Tahap Penguatan Tegangan
Pertama, kerja amplifier dimulai dari penguatan tegangan. Sinyal suara ditangkap amplifier untuk selanjutnya diproses tegangannya. Tegangan tersebut kemudian dikonversi menjadi lebih kuat.
Selanjutnya, tegangan dan sinyalnya ditransfer ke catu daya (power supply) yang nantinya juga akan dikonversi di sana. Karena sinyal yang diterima oleh catu daya adalah arus bolak-balik (AC), maka sebelum dikirim ke transistor, diubah dahulu menjadi arus searah (DC).
2. Tahap Driver
Pada tahap driver, amplifier mengirimkan amplifikasi tegangan dan output yang dihasilkan dari proses sebelumnya. Tegangan dan arus tersebut dikirim ke catu daya dan selanjutnya dikirimkan lagi ke transistor.
Di dalam transistor, arus dibiarkan mengalir. Jika arusnya besar, maka amplifikasi tegangan yang dihasilkan juga lebih besar.
3. Tahap Output
Pada tahap akhir, adanya kontrol volume sebagai hasil sinyal output dari amplifier. Besaran arus yang dikeluarkan sebagai output melalui speaker ditentukan oleh tahap output ini.
Bagian-Bagian Amplifier
Seperti halnya komponen atau perangkat elektronik lainnya, amplifier tidak terlepas dari bagian-bagian yang menyusunnya dan membantunya dalam melakukan fungsinya. Maka, bagian bagian amplifier dan fungsinya yang sebaiknya Anda pahami di antaranya:
1. Input
Input disini merupakan sumber suara yang diambil oleh amplifier. Bisa dari CD/DVD, Ponsel, dll.
2. Transformator
Trafo atau transformator adalah bagian dari amplifier yang menjadi penyuplai arus. Trafo adalah bagian yang menerima dan mengubah tegangan AC dari sumber listrik. Agar nantinya amplifier dapat menggunakan tegangan sesuai kebutuhannya.
Di dalamnya terdapat catu daya yang menghasilkan tegangan positif, negatif dan netral. Ketiga tegangan itulah yang membantu amplifier dalam memasok daya yang besar. Agar amplifier mampu menghasilkan output gelombang suara yang besar.
3. Tone Kontrol
Bagian penting selanjutnya di amplifier adalah tone kontrol yang mengatur frekuensi suara. Tone kontrol bertugas mengatur amplitudo dari sinyal suara dan memudahkan pengguna dalam mengatur output amplifier. Misalnya pengaturan volume, balance, bass, treble maupun middle.
4. Kapasitor
Amplifier juga memiliki kapasitor sebagai bagiannya, yang dapat mempengaruhi kualitas dan karakter suara yang nantinya dihasilkan.
Hal ini karena kapasitor yang bertugas memfilter sinyal suara, menyimpan lalu memfilter lagi agar arusnya yang bergelombang berubah menjadi rata. Pengaruh kapasitor sangat penting.
Karena semakin besar kapasitas dari kapasitor maka semakin jernih pula suara yang dihasilkan amplifier.
5. Transistor Final
Transistor final adalah bagian amplifier yang bertugas untuk menguatkan daya. Karena sanken bekerja relatif lebih sulit, maka membutuhkan komponen pendukung lainnya yaitu pendingin atau heatsink.
Karena dalam rangkaian amplifier, sanken dialiri oleh arus positif dan negatif, maka ada kemungkinan mengalami panas berlebih saat pemakaian dengan intensitas tertentu. Jadi, heatsink inilah yang akan membuat sanken terhindar dari resiko atau kemungkinan overheat.
Jenis Amplifier yang Umum Digunakan
Amplifier juga beragam jenisnya. Tetapi yang umum digunakan adalah jenis-jenis amplifier sebagai berikut:
1. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)
Ada jenis amplifier BTL yang menggunakan 2 amplifier dalam kerjanya. Keduanya dihubungkan dalam sebuah rangkaian dengan sistem bridge. Karena menggunakan 2 amplifier maka sinyal amplitudo sebagai outputnya pun jauh lebih bagus.
Setidaknya output sinyal amplitudonya 2x lebih kuat dibandingkan jenis yang menggunakan 1 amplifier. Akan tetapi, amplifier BTL cepat panas, sehingga harus menggunakan heatsink. Agar mengurangi panas dan mencegar resiko terbakar.
2. Power Amplifier OT (Output Transformer)
Jenis amplifier yang merespon frekuensi berkualitas menengah. Nada bass yang dihasilkan masih kurang bagus. Tetapi di sisi lain, di akhir justru mempunyai ketahanan shot circuit. Sehingga loudspeakernya lebih awet.
Ciri khas jenis amplifier OT adalah trafo yang menghubungkan beban penguat suara dan kopling. Pada umumnya amplifier OT diaplikasikan pada pengeras suara seperti mikrofon.
3. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less)
Jenis amplifier OTL menggunakan tegangan non simetris dan dilengkapi kapasitor yang besar agar tegangan listriknya lebih stabil. Amplifier OTL menggunakan kapasitor Elco dengan polaritas positif serta negatif, yang nilainya sampai lebih dari 1000 μF.
4. Power Amplifier OCL (Output Capacitor Less)
Jika membutuhkan amplitudo yang besar, gunakanlah jenis amplifier OCL. Amplifier OCL bekerja bersama catu daya simetris sebagai komponennya dan salah satu ujungnya dihubungkan dengan CT transformator.
Hal itu agar tegangan output lebih besar, suara bass output lebih kuat dan kualitas audio lebih baik.
Kelas-Kelas Amplifier
Perlu untuk Anda ketahui bahwa, secara spesifik Amplifier itu ada kelas-kelasnya. Biasanya kelas tersebut dituliskan berupa huruf dengan maksud tersendiri. Nah, kelas-kelas amplifier itu adalah
Kelas A
Kelas A ini merupakan kelas paling dasar. Namun kelas ini yang paling linier diantara kelas lainnya. Tapi kekurangan Amplifier kelas A ini yaitu bisa cepat panas dan suara yang bisa dihasilkan tidak sebagus kelas lainnya.
Kelas B
Untuk Kelas B adalah jenis Amplifier yang bisa mengendalikan sinyal lebih terarah dan lebih baik. Selain itu amplifier ini tidak cepat panas seperti kelas A meskipun harus ada tambahan 2 perangkat output.
Kelas AB
Jenis kelas AB bisa dibilang cukup efektid dari semua aspek. Secara umum suara yang dihasilkan bisa lebih jernih, tidak cepat panas juga lebih awet.
Kelas D
Kelas D merupakan Kelas terbaik Amplifier ini.
Cara Memilih Amplifier yang Bagus
Lalu bagaimana tips memilih amplifier yang bagus? Caranya adalah:
- Pilih amplifier dengan fitur yang sesuai kebutuhan
- Sesuaikan bentuk amplifier dengan kebutuhan
- Sesuaikan luas ruangan (lokasi) penempatan amplifier
Jadi itulah pembahasan mengenai apa itu amplifier. Membahas amplifier memang sangat kompleks, berawal dari ditemukannya oleh seorang fisikawan tahun 1906 kemudian terus berkemang sampai saat ini sehingga bisa digunakan oleh kita semua untuk berbagi macam kebutuhan.