Apa itu solenoida? mungkin masih terdengar awam bagi orang yang tidak berkecimpung di dunia elektronika. Singkatnya, solenoida merupakan alat yang carakerjanya menggunakan gaya elektromagnetik. Adapun fungsi dari alat ini untuk mengubah dari yang semula energi listrik menjadi energi gerak.
Gambarannya apabila alat ini mendapatkan aliran arus listrik, maka akan menimbulkan gaya elektromagnetik tadi. Setelah itu gaya elektromagnetik akan mendorong dan meraik logam pada kumparan sehingga menghasilkan energi gerak.
Nah untuk mengetahui lebih jelas tentang pengertian solenoida, bisa simak pembahasan artikel di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Solenoida
Solenoida adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Adapun sebenarnya gerakan yang dihasilkan hanyalah mendorong (push) dan menarik (pull).
Solenoida ini masih termasuk dalam golongan transduser, yang mana dapat mengubah satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain.
Solenoida ini terdiri dari kawat atau logam yang digulung-gulung dan dililitkan pada sebuah tabung dengan bentuk silinder. Lilitan kawat tersebut memiliki sifat konduktif. Lantas untuk memperbesar medan magnet yang ada, maka koil harus di isi dengan dililitkan dengan batang besi silinder tadi.
Jadi bentuk dari alat solenoida ini berupa besi silinder yang dililiti oleh konduktor panjang bergulung-gulung. Tujuannya agar kumparan tersebut bisa menghasilkan induksi magnetik.
Fungsi Solenoida
Solenoida memiliki fungsi utama dalam menghasilkan energi kinetik yang dihasilkan dari energi listrik yang masuk ke dalam perangkat. Prinsip dasar yang digunakan oleh solenoida adalah elektromagnetik. Struktur solenoida mencakup komponen bernama plunger atau aktuator ferro-magnetik, yang berfungsi sebagai elemen kunci dalam mengubah energi listrik menjadi energi gerak pada perangkat tersebut.
Ketika arus listrik mengalir melalui solenoida, plunger akan mengalami gerakan, baik itu dorongan atau tarikan. Gerakan ini merupakan hasil dari respons solenoida terhadap aliran listrik. Sebagai akibatnya, energi listrik yang disuplai ke dalam komponen akan mengalami transformasi menjadi energi kinetik, menciptakan mekanisme perubahan bentuk energi dari listrik menjadi gerak pada solenoida.
Sampai saat ini, solenoid tetap menjadi komponen umum yang digunakan dalam berbagai perangkat elektronik, terutama yang memerlukan penghasilan energi gerak.
Contoh penggunaan solenoid yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari mencakup aplikasi pada pintu otomatis, sistem speaker, bel listrik, detektor logam, pesawat telepon, dan berbagai perangkat lainnya.
Cara Kerja Solenoida
Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja solenoida bisa simak penjelasannya dibawah ini.
Cara Kerja Solenoida Linier
Solenoida linear memulai proses kerjanya ketika arus listrik mengalir ke dalam perangkat. Pada tahap ini, muncul medan magnet di sekitar solenoida linear sebagai respons terhadap aliran arus.
Medan magnet yang dihasilkan kemudian akan menarik plunger, dan plunger yang terletak dalam kumparan akan beroperasi dalam dua modus: menarik (pull) dan mendorong (push).
Gerakan pull dan push yang dilakukan oleh plunger disesuaikan dengan ritme kecepatan fluks magnetik yang dihasilkan oleh kumparan. Proses ini menghasilkan transformasi energi, di mana energi listrik dalam kumparan diubah menjadi energi gerak pada perangkat elektronika.
Lalu ketika arus listrik dimatikan; pada saat itu, medan magnet secara otomatis menghilang. Plunger kemudian akan kembali ke posisi awalnya, dan gerakan dalam kumparan pun akan terhenti.
Cara Kerja Solenoida Rotasi
Jenis-Jenis Solenoida
Jika kita berbicara mengenai jenis-jenis solenoida, maka secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu rotary solenoid dan linear electro mechanical actuator. Lantas apa bedanya? ayo kita simak sama-sama.
1. Linear Electro Mechanical Actuator (LEMA)
Linear Electro Mechanical Actuator (LEMA) adalah jenis solenoida yang paling familiar. Untuk tipe ini mempunyai pluger yang bekerja secara liner atau searah. Jadi pluger tersebut akan menghasilkan gerakan mendorong dan menarik secara linier, karena searah maka keduanya mempunyai susunan yang sama.
Tapi yang membedakan ada pada pegas dan juga desain dari pluger itu sendiri, dimana arah pegas dan pluger berperan penting sebagai penentu arah gerakan yang akan dihasilkan oleh alat ini.
2. Rotary Solenoid
Rotary Solenoid adalah jenis solenoida yang memiliki gerakan berputar atau berotasi. Maksudnya gerakan memutar tersebut dihasilkan karena adanya komponen elektronika yang bervariasi, ada yang searah dan ada juga yang memutar berlawanan arah.
Pada jenis rotary solenoida, Anda juga akan menjumpai gerakan dengan sudut 25°, 35°, 45°,60°, hingga sudut 90°.