Apa itu Thyrisitor? Jadi sebenarnya thyristor merupakan komponen elektronika yang bisa dibilang mirip dengan saklar. Hal ini dikarenakan secara fungsi bisa mengendalikan arus pada suatu aliran listrik.
Tapi apa bedanya dengan saklar pada umumnya? Nah, untuk memahami lebih jauh mengenai thyristor dalam dunia elektronika baik secara fungsi, jenis, simbol dan cara kerja bisa simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
Pengertian Thyristor
Thyristor adalah komponen elektronika yang mampu mengendalikan setiap arus, baik input maupun output pada rangkaian listrik.
Thyristor sendiri berasal dari bahasa Yunani “thyristor” yang berarti “pintu”. Demikian memang secara fungsi thyristor akan membuka dan menutup aliran listrik secara otomatis sehingga proses perpindahan elektron bisa dikontrol dengan baik.
Dengan fungsi tersebut tidak heran jika thyristor ini juga dikenal dengan sebutan switch atau saklar.
Berbicara mengenai komponen penyusun, thyristor memiliki 2 sampai 4 kaki terminal. Sementara material yang digunakan terbuat dari semikonduktor.
Thyristor ini biasa digunakan pada berbagai perangkat elektronik seperti osilator, timer, motor listrik, pengendali daya, dan sebagainya.
Fungsi Thyristor
Fungsi dari thyristor secara umum sebagai alat yang adapat memutus dan menyambung arus pada rangkaian listrik. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya picu otomatis yang terletak di terminal gate. Namun selain fungsi umum tersebut ada juga fungsi thyristor lainnya seperti :
- Sebagai pengubah daya
- Sebagai penyarah arus listrik
- Sebagai pengontrol frekuensi dan kecepatan
- Sebagai robot manipulator
- Sebagai pengontrol temperatur dan suhu
- Sebagai pengontrol cahaya
Symbol Thyristor
Sebuah komponen elektronika dengan fungsi tertenut memang biasanya memiliki simbol yang berbeda-beda sebagai indentitasnya. Begitu juga dengan thyristor yang satu ini.
Untuk Anda yang mungkin belum mengenatahui seperti apa simbol thyristor bisa melihat gambar diatas.
Jadi terlihat bahwa simbol thyristor yang pertama seperti segitiga menghadap kebawah, namun terdapat garis di ujung segitiga yang menunjukkan adanya gerbang. Sementara di bagian atas merupakan anoda dan yang bagian bawah berupa katoda.
Sedangkan pada simbol thyiristor yang kedua merupakan garis dengan kotak-kotak sejajar yang terdapat huruf P, N, P, N. Jadi kotak sejajar inilah yang disebut dengan terminal gate yang akan mengatur arus listrik.
Struktur Thyristor
Apabila Anda lihat dari simbol thyristor yang dijelaskan diatas, maka disana Anda bisa melihat ada huruf P, N, P, N atau sebaliknya. Apa maksudnya? jadi struktur thyristor tersebut hampir mirip dengan saklar dimana struktur susunan thyristor seperti berikut :
- PNPN (Positif-Negatif-Positif-Negatif)
- NPNP (Negatif-Positif-Negatif-Positif)
Struktur tersebut bisa terjadi apabila gerbang gate disambungkan dengan thyristor base.
Adapun jika emitor tersambung ke katoda maka struktur didalamnya yaitu NPNP. Kemudian jika emitornya disambungkan dengan anoda maka strukturnya akan menjadi PNPN.
Karakteristik Thytristor
Berbicara mengenai karakteristik dari thyristor, sekaligus sebagai pembeda dengan komponen elektronika lainnya, maka bisa diketahi melalui beberapa hal atau karakteristiknya seperti di bawah ini.
1. Reserve Blocking
Reserve Blocking adalah sebuah kondisi dimana thyristor dalam keadaan tegangan balik. Kapan kondisi ini terjadi? saat alat tersebut menutup terminal gate pada aliran listrik yang mengalir di rangkaian.
Detailnya pada saat arus listrik mengalih ke arah tertentu, saat itu arahnya akan terblokir. Oleh karena itu akan terjadi bias balik (reserve blocking)
2. Forward Blocking
Forward Blocking adalah kondisi saat terjadi tegangan maju. Jadi yang terjadi ketika rangkaian listrik mengalami tegangan maju, maka tegangan tersebut akan di blokir.
Lalu terminal gate tidak akan ON, alias kondisinya tetap mati.
3. Conducting
Conducting adalah kondisi saat terminal gate terstimulasi dan menyebabkan thyristor menjadi ON. Jika sudah On, alat ini akan aktif dan terus aktif.
Lantas bagaimana cara mengubahnya menjadi OFF?
Gampang, caranya cukup membiarkan thyristor begitu saja sampai aliran listriknya mencapai batas minimal di titik 0.
Jenis-Jenis Thyristor
Ada beberapa macam jenis thyristor yang bisa kita jumpai dipasaran. Thyristor ini biasanya dibedakan berdasarkan mekanisme kerja sendiri-sendiri. Ada apa saja jenis thyristor simak berikut ini :
1. SCR (Silicon Controlled Rectifier)
SCR adalah jenis thyristor yang mempunyai 3 kaki terminal yang disebut Anoda, Katoda dan Gate. SCR ini memiliki 4 struktur lapis semikonduktor yang terdiri dari PNPN. Adapun sebagai pengendalinya terdapat pada lapisan P (Positif)
Cara Kerja SCR : ketika rangkaian tidak dialiri listrik, maka SCR dalam posisi OFFF. Namun ketika terminal gate-nya dialiri arus rendah, maka SCR akan menjadi ON dan mampu meneruskan arus dari Anoda ke Katoda. Bahkan ketika arus listriknya dimatikan sekalipun , SCR akan tetap dalam kondisi ON sampai aliran arus tersebut dihilangkan.
2. SCS (Silicon Contreolled Switch)
SCS adalah jenis thyristor yang mempunyai 4 kaki terminal berupa Anode, Anode Gate, Gate dan Cathode.
Adapun Prinsip kerja SCS mirip dengan SCR, tetapi SCS memiliki kemampuan untuk dinonaktifkan dengan mengaplikasikan tegangan khusus pada terminal Anode Gate (Gerbang Anoda).
Komponen ini juga dapat diaktifkan dengan memberikan tegangan negatif pada Anode Gate, sehingga menghasilkan aliran arus listrik unidireksional dari Anoda (A) ke Katoda (K).
3. TRIAC (Triode From Alternating Current)
TRIAC adalah jenis thyristor yang memiliki 3 kaki yang dinamai Gate, MI1 dan MI2. Alat ini mampu meneruskan arus listrik dari 2 arah. Tidak heran alan ini juga disebut sebagai Bidirectional Triode Thyristor.
Cara kerja TRIAC memiliki kesamaan dengan SCR, namun memiliki kemampuan untuk mengatur aliran arus listrik dari dua arah, baik dari MT1 ke MT2 atau sebaliknya, yakni dari MT2 ke MT1.
Oleh karena itu, TRIAC dapat berfungsi sebagai saklar yang mengontrol baik arus searah (DC) maupun arus bolak-balik (AC). TRIAC akan berpindah ke keadaan aktif (ON) dan mengizinkan aliran arus listrik saat terminal GATE-nya diberi arus listrik, dan sebaliknya, akan kembali ke keadaan non-aktif (OFF) ketika arus listriknya dihentikan.
4. DIAC (Diode Alternating Current)
DIAC adalah jenis thyristor yang mempunyai 2 kaki dan bisa menghantarkan arus listrik dari 2 arah melampaui batas tegangan yang ada.
DIAC akan berada dalam keadaan non-aktif (OFF) selama tegangan yang diterapkan masih berada di bawah ambang tegangan breakover-nya. Ketika tegangan mencapai atau melebihi nilai ambang tegangan breakover, DIAC akan berubah menjadi keadaan aktif (ON) dan mulai mengizinkan aliran arus listrik.
Setelah DIAC terpicu menjadi ON, perangkat akan terus mengizinkan aliran arus listrik (dalam keadaan ON), bahkan jika tegangan yang diterapkan turun di bawah ambang tegangan breakover. DIAC hanya akan berhenti mengizinkan aliran arus listrik atau kembali ke keadaan non-aktif (OFF) ketika tegangan yang diterapkan mencapai “0,” atau dengan kata lain, ketika arus listrik terputus.
Baca juga : DIODA Adalah: Pengetian, Fungsi, Komponen, Jenis & Cara Kerja
Cara Kerja Thyristor
Secara umum, cara kerja thyristor ini memang sangat mirip dengan saklar. Namun cara kerja terperincinya bisa Anda amati seperti berikut :
- Jadi pertama adanya arus listrik akan dialirkan menuju terminal gate
- Kemudian terminal gate akan mendapatkan sinyal (karena adanya arus listrik)
- Selanjutnya thyristor akan aktif atau menyala ON
- Jadi setelah ON, terminal gate tadi akan lost control, Nah disini seluruh induksi tegangan akan terkendali secara internal
Bahkan sekalipun thyristor sudah tidak mendapatkan aliran arus listrik, maka posisinya akan tetap ON, jadi apabila ingin kembali ke posisi OFF, maka tegangan harus dialirkan terlebih dahulu ke titik 0.
Jadi itulah pembahasan lengkap mengenai apa itu thyristor serta fungsi dan jenisnya. Secara fungsi alat ini memang mirip dengan saklar, namun ada beberapa keunikan sehingga membuatnya bisa dijumpai di beberapa perangkat elektronik lainnya.