Dalam ilmu statistika,
Uji validitas adalah pengujian ketelitian ataupun ketepatan, maupun tingkat kesahihan dari sebuah alat ukur, dalam kemampuannya mengukur sesuatu yang akan atau seharusnya diukur.
Menurut Sugiyono, (2018:267) menyatakan uji validitas merupakan persamaan data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang diperoleh langsung yang terjadi pada subyek penelitian.
Artinya, kalau sebuah alat untuk mengukur berat badan, maka yang digunakan adalah timbangan, bukan meteran. Dalam uji validitas terbagi menjadi 2 jenis. Ada validitas item dan validitas faktor.
Daftar Isi
Cara Uji Validitas
Uji validitas pun akan berbeda, tergantung jenisnya. Pertama, ketika yang akan diukur adalah validitas item, maka cukup dengan membuat korelasi antara skor total seluruh item dengan skor item. Uji validitas item dapat mengukur ketepatan seperangkat soal yang merupakan gabungan dari beberapa item, mampu mendukung satu item soal, sebagai satu kesatuan (bagian).
Lain halnya dengan uji validitas faktor. Karena dalam uji validitas faktor, yang dikorelasikan adalah skor total faktor seluruh faktor, dengan skor faktor yang merupakan hasil jumlah seluruh item pada satu faktor.
Uji validitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya uji validitas SPSS. Dari cara tersebut, nantinya akan didapatkan rumus validitas SPSS.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam melakukan penelitian, kerap disinggung tentang validitas dan reliabilitas dari sebuah alat ukur. Artinya, sebelum menggunakan sebuah alat ukur, harus dipastikan validitas dan reliabilitasnya.
Uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur dilakukan agar nantinya alat tersebut akan menghasilkan data yang tepat dan benar dalam menjawab permasalahan suatu penelitian. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa validitas berarti ketepatan atau kesahihan sebuah alat ukur dalam mengukur sesuatu.
Lain halnya dengan reliabilitas. Reliabel atau reliabilitas adalah kehandalan. Maksudnya, ketika sebuah alat ukur digunakan kapan pun dan dimana pun, hasilkan akan tetap sama. Contoh uji validitas dan reliabilitas misalnya pada item soal (pertanyaan).
Pertama, harus dilakukan validitas butir soal, barulah dilakukan pengujian reliabilitasnya. Setiap item soal yang terbukti valid, belum tentu handal. Tetapi, kalau item tersebut sudah reliabel (handal), berarti sudah pasti validnya.
Manfaat Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen berguna untuk mengetahui daya ketepatan dalam mengukur. Baik segi tes/uji sebagai sebuah totalitas serta dari segi item tes.
Macam-Macam Jenis Uji Validitas
Kemudian, uji validitas instrumen terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Empirik
Validitas empirik adalah yang berdasarkan pada keadaan yang terjadi di lapangan. Di antaranya seperti:
- Bandingan atau validitas sekarang/pengalaman: pengujian dengan tepat yang menunjukkan hubungan searah antara tes pertama dan kedua, di mana tes/uji tersebut dilakukan pada kurun waktu yang sama.
- Ramalan: sebuah kondisi yang menyatakan bagaimana pengujian/tes dapat menunjukkan kemampuannya dengan tepat, yaitu dalam meramalkan sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Contohnya pada penerimaan siswa baru.
2. Logika
Ada 2 macam logika yang biasa digunakan, yakni:
- Konstruksi: diuji berdasarkan susunan maupun rekaan aspek kognitif, psikomotor dan afektif.
- Isi: dilakukan untuk menguji tingkat kerepresentatifnya, biasanya pada sampel atau populasi penelitian.
Rumus Uji Validitas
Dalam uji validitas, ada beberapa teknik atau pun rumus yang bisa digunakan. Misalnya rumus validitas SPSS ketika Anda dalam pengujiannya menggunakan bantuan SPSS.
Adapula rumus validitas excel yang harus diinput (ditulis) dengan baik atau teliti, karena menggunakan bantuan Microsoft Excel yang bersifat otomatis.
Selain itu, yang tidak jarang digunakan adalah rumus uji validitas manual. Rumus uji validitas tersebut biasa digunakan ketika Anda melakukan pengujian tanpa bantuan aplikasi atau software.
Salah satu teknik yang sangat populer dalam rumus validitas yaitu teknik korelasi product moment. Digagas oleh Pearson, maka tak jarang disebut juga dengan rumus Pearson. Rumus validitas dari teknik korelasi product moment terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Korelasi product moment menggunakan angka kasar
b. Korelasi product moment menggunakan simpangan
Koefisien Korelasi dalam Uji Validitas
Dalam rumus validitas juga dikenal koefisien korelasi. Koefisien korelasi tersebut adalah:
- Antara 0,00 sampai 0,200: sangat rendah
- Antara 0,200 sampai 0,400: rendah
- Antara 0,400 sampai 0,600: cukup
- Antara 0,600 sampai 0,800: tinggi
- Antara 0,800 sampai 1,00: sangat tinggi
Di mana korelasi positif berarti menunjukkan sebuah hubungan yang sejajar antara dua hal. Sedangkan korelasi negatif berarti di antara dua hal tersebut hanya ada hubungan kebalikan.
Penafsiran Harga Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Kofisien korelasi Pearson Product Moment dapat ditafsirkan harganya. Caranya dengan:
- Lihat harga “r” dan interprestasikan. Contohnya korelasi tinggi, cukup, rendah dan sebagainya.
- Konsultasikan ke tabel harga kritik “r product moment” untuk mengetahui apakah korelasi tersebut telah signifikan atau tidak. Karena, ketika harga “r” lebih kecil dari harga kritik dari tabelnya, berarti korelasinya dikatakan tidak signifikan, dan sebaliknya.
Contoh Soal validitas dan Jawabannya
Berikut adalah contoh soal uji validitas dan jawabannya misalnya pada uji validitas item berikut ini.
No | Nama | Item / butir soal | Skor Total | |||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | |||
1 | Ina | 1 | 0 | 1 | 0 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 8 |
2 | Ita | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 1 | 5 |
3 | Ifa | 0 | 1 | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | 0 | 1 | 4 |
4 | Nira | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 5 |
5 | Rani | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 6 |
6 | Salsa | 1 | 0 | 1 | 0 | 1 | 0 | 1 | 0 | 0 | 0 | 4 |
7 | Fira | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | 7 |
8 | Azriel | 0 | 1 | 0 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 8 |
Pertanyaan: hitunglah validitas item nomor 6
Pertama, buatlah tabel persiapan
No | Nama | X (item nomor 6) | Y (skor total) |
1 | Ina | 1 | 8 |
2 | Ita | 0 | 5 |
3 | Ifa | 1 | 4 |
4 | Nira | 1 | 5 |
5 | Rani | 1 | 6 |
6 | Salsa | 0 | 4 |
7 | Fira | 1 | 7 |
8 | Azriel | 1 | 8 |
- ∑X = 6 à ∑x2 = 36
- ∑XY = 37
- ∑Y = 46 ∑Y2 = 288
- X̅t = 5,75 p = = 0,75
- X̅p = 6,17 q = = 0,25
Berikutnya, masukkan dalam rumus angka kasar
Jadi, validitas item nomor 6 sebesar 0,421. Validitasnya tidak tinggi atau dikatakan bahwa item yang diuji tersebut kurang meyakinkan.
Koefisien Korelasi Biserial
Selanjutnya, jika skor item 1 dan 0, maka bisa memakai koefisien korelasi Biserial. Rumusnya adalah
- ɣpbi = koefisien korelasi Biserial
- Mp = rata-rata skor subyek yang menjawab benar (khusus item yang dicari validitasnya)
- Mt = rata-rata skor total
- St = standar deviasi skor total
- p = proporsi siswa yang menjawab benar