CDI Adalah: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Harga & Komponen

Meskipun mungkin Anda tidak berkecimpung dalam dunia perbengkelan, mekanik kendaraan atau pun elektronika, tetapi pernahkan Anda mendengar istilah “CDI”?. Khususnya bagi kaum pria yang hobi otomotif nih.

Jadi saat motor atau mobil Anda tidak bisa berjalan dengan semestinya, bisa jadi itu karena adanya ketidaksempurnaan dalam pembakaran. Nah, CDI itulah yang punya peran di sana.

Untuk mengetahui lebih jauh, simak lebih dalam bagaimana CDI mobil atau motor bekerja, pengaruhnya beserta gambar CDI motor.

Pengertian CDI

Pengertian CDI adalah

Kepanjangan CDI adalah Capacitor Discharge Ignition. CDI adalah komponen sparepart kelistrikan pada motor yang bentuknya sederhana, tetapi perannya penting untuk sebuah kendaraan.

Harga CDI motor biasanya berada pada kisaran ratusan ribu hingga jutaan, tergantung jenis motornya. Adapun peran CDI memiliki pengaruh besar pada motor, jadi apabilaCDI tidak dapat bekerja dengan sempurna, maka motor pun akan bermasalah.

Bisa dibilang kehadiran CDI membuat proses pembakaran menjadi sempurna, dengan begitu mesin dapat lebih maksimal dalam menghasilkan panas dan otomatis kendaraan bisa berjalan secara normal.

Fungsi CDI

Fungsi CDI

Bentuknya kecil, sederhana, bahkan simpel, tetapi justru berbanding terbalik dengan perannya. Baik motor maupun mobil, membutuhkan CDI khususnya dalam membantu proses pengapian pada mesinnya.

Fungsi CDI yang utama adalah membantu motor atau mobil dalam proses pembakaran (pengapian). Saat pengapian terjadi, arus listrik yang tegangannya tinggi akan mengalir ke ignition coil.

CDI bertugas mengatur percikan api pada busi, sehingga memicu terjadinya pengapian. Dalam pembakaran itulah yang nantinya energi panas dihasilkan. Hingga kemudian berubah menjadi energi kinetik (gerak), yang membuat motor berjalan (beroperasi).

Cara Kerja CDI

Cara Kerja CDI

Cara kerja CDI pada dasarnya akan memanfaatkan arus listrik yang masuk ke baterai. Dalam prosesnya pun, bisa saja menghasilkan tegangan output CDI motor yang berbeda. Sehingga, CDI sangat penting untuk tetap terjaga dengan baik agar motor dapat bekerja maksimal.

Dengan bentuknya yang sederhana tetapi perannya yang sangat penting bagi motor, terutama untuk proses pengapian, beginilah cara kerja CDI motor:

  • Saat kontak motor dalam posisi ON, arus listrik bergerak ke konverter. Hal itu membuat tegangan listrik kemudian meningkat. Lalu menyebabkan pick up coil mengirim sebuah sinyal ke PWM.
  • Pada RPM tertentu, sinyal tersebut memberikan pulse untuk dikirim ke SCR. SCR langsung mengalirkan arus kepada kapasitor, sehingga membuatnya terhubung pada ignition coil.
  • Medan magnet menjadi hasil dari ignition coil. Hal tersebut membuat induksi terjadi dan menimbulkan percikan api.
  • Percikan api yang berasal dari busi tersebut kemudian diintegrasikan melalui unit CDI. CDI akan bekerja dalam sistem pembakaran hingga menyebabkan memanasnya mesin.
  • Ketika panas mesin sudah maksimal, proses pembakaran menghasilkan energi panas yang kemudian diubah ke energi kinetik. Energi kinetik itulah yang membuat motor dapat terbantu berjalan.

Sistem Pengapian CDI

Sistem Pengapian CDI

Sistem pengapian CDI sendiri adalah serangkaian proses elektrikal untuk membuat busi hidup. Karena menghidupkan busi sama artinya dengan menjalankan proses pembakaran pada mesin. Untuk sistem pengapian CDI terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Sistem Pengapian CDI DC

Sistem DC ini berarti sistemnya searah, yang artinya bahwa pengapian CDI DC sudah searah sehingga dalam prosesnya nanti dapat langsung berjalan tanpa proses pendahuluan, seperti pengubahan arus listrik.

Sistem pengapian CDI DC lebih sederhana, tanpa rectifier dan arus listriknya berasal dari kiprok. Selain itu, pada sistem pengapian CDI DC ini tidak membutuhkan bantuan dioda, karena arusnya sudah searah dan langsung ke proses pembakaran.

2. Sistem Pengapian CDI AC

Sistem AC berarti sistem yang bolak-balik. Sehingga dalam pengapian CDI AC ini yang digunakan adalah arus listrik yang bolak-balik. Arus tersebut berasal dari alternator (spul) mesin, yang telah melewati proses di CDI.

Agar dapat digunakan untuk mengoperasikan motor, arus AC tersebut harus diubah menjadi DC, dengan bantuan dioda. Proses tersebut dilakukan saat memasukki area kapasitor.

komponen Pengapian CDI

Komponen-komponen Pengapian CDI

Ada beberapa komponen CDI yang sama tetapi cara kerjanya berbeda. Berikut adalah komponen pada sistem pengapian CDI yang dalam kerjanya saling berhubungan satu sama lain.

1. Kunci Kontak

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa pengapian CDI akan dimulai ketika posisi kontak motor sudah ON. Karena saat kontak ON, arus listrik akan otomatis terpicu untuk tersambung ke CDI, lalu mengkode agar segera memulai pengapian.

Begitu juga saat kontak OFF. Aliran listrik terputus otomatis, sistem pengapian terhenti dan motor pun mati.

2. CDI Unit

Unit CDI inilah yang tugasnya menghasilkan induksi serta pengapian, dengan didukung oleh komponen lainnya. Sebuah unit CDI di dalamnya terdapat partikel-partikel (bagian) untuk menguatkan tegangan. Yaitu kapasitor, SCR (Silicon Controlled Rectifier), dioda, ignitor timming control dan lainnya.

3. Pulse Igniter (Pick Up Coil)

Komponen pada sistem pengapian yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal ke CDI adalah pick up coil. Komponen penjemput sinyal inilah yang membawa sinyal PWM dari SCR ke CDI unit.

4. Koil Pengapian

Koil pengapian menjadi komponen yang bertugas memproduksi tegangan dengan induksi yang tinggi dan menghasilkan percikan.

Percikan itulah yang kemudian dialirkan ke busi. Di dalam koil, terdapat kumparan primer dengan lilitan kawat yang jumlahnya lebih banyak. Sehingga, medan magnet yang dihasilkan pun lebih banyak.

Selain itu, di dalam koil pun juga ada kumparan sekunder dengan lilitan yang lebih sedikit. Sehingga gaya magnet dari kumparan primer harus ditangkap dahulu ketika akan menaikkan tegangan.

5. Spul dan Rotor Magnet

Spul dan Rotor Magnet

Spul dan rotor magnet adalah dua bagian yang menyatu, dengan fungsinya yang sama. Spul sendiri merupakan komponen yang statis dan terletak di dalam rotor. Sedangkan rotor adalah tromol yang terhubung dengan poros engkolnya mesin.

Spul dan rotor bekerja sepaket dalam mengubah putaran yang berasal dari poros engkol. Putaran yang telah diubah tadi, akan menciptakan arus listrik yang menjadi sumber tenaga yang dibutuhkan pada sistem pengapian.

6. Converter

Seperti namanya, converter (voltage converter), komponen tersebut memegang peranan penting dalam proses konversi tegangan. Arus listrik dari spul, masuk ke converter untuk dikonversi menjadi maksimum tegangannya atau sekitar 300 volt.

Setelah mencapai tegangan yang tinggi, barulah arus listrik dikirimkan ke kapasitor.

7. Busi

Busi adalah pelaku sistem pengapian. Busi-lah, komponen yang langsung memunculkan percikan saat teraliri arus listrik. Percikan tersebut membuat campuran bahan bakar pada silinder, terbakar, sampai akhirnya menghasilkan usaha dan tekanan.

8. Baterai

Baterai adalah komponen pendukung pada sistem pengapian CDI yang perannya mungkin tidak terlihat begitu besar, tetapi diperlukan. Baterai bertugas menghasilkan arus awal khususnya saat kontak ON, menyimpan arus serta mengaktifkan ECU khususnya pada motor injeksi.

9. Fuse

Fuse mungkin lebih terkenal dengan sebutan sekring. Fuse menjadi komponen yang mengamankan, khususnya jika terjadi korsleting motor. Misalnya karena kelebihan muatan arus listrik.

Jadi itulah pembahasan materi tentang CDI kendaraan bermotor. Dengan fungsinya yang sangat vital, maka kita sebagai pengendara juga setidaknya tahu apa itu CDI.

 Capacitor Discharge Ignition berfungsi dalam hal pengapian / pembakaran untuk menghasilkan energi panas. Degan begitu kendaraan bisa berjalan dengan normal tanpa adanya kendala.

Leave a Comment