RESISTOR Adalah: Fungsi, Satuan, Jenis, Simbol & Cara Kerjanya

Tertarik untuk berkutat dalam dunia elektronik? Di bawah ini, kami akan menerangkan sebuah kompenen penting bernama resistor. Resistor adalah bagian wajib dari bagan tubuh benda elektronik yang memiliki peran vital.

Demi memperdalam ilmu, kami akan mencoba mengulas mengenai arti resistor secara umum hingga terperinci. Mulai dari tujuan dan fungsi, jenis, hingga bagian-bagian yang terdapat di dalam sebuah resistor. Yuk, kita selidiki lebih dalam, berbagai hal yang terkait dengan resistor ini!

Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika.

Resistor Adalah

Secara umum, komponen resistor berbentuk pipa melengkung, dengan kedua ujung yang tertancap pada chip mesin utama. Pada area tengah pipa, terdapat sebuah tabung yang umumnya terhias dengan garis warna tertentu sebagai penanda.

Resistor sendiri bekerja dan memiliki hubungan yang berkaitan dengan arus tegangan listrik yang masuk pada sebuah benda elektrik. Pada dasarnya, resistor adalah kompenen vital dengan tanggung jawab yang besar. Dan resistor ini termasuk komponen pasif pada rangkaian elektronika.

Fungsi Resistor

Setelah memahami pengertian fisik, mari kita beralih pada fungsi utama dari resistor. Secara garis besar, resistor bertanggung jawab dalam pengelolaan jumlah tegangan listrik yang masuk, dan membatasi aliran listrik tersebut sehingga tidak tersalur secara berlebihan ke sebuah rangkaian listrik.

Di bawah ini adalah daftar fungsi resistor yang kami rangkum secara terperinci:

  1. Sebagai penyeimbang dari sebuah lonjakan arus listrik yang dapat terjadi sewaktu-waktu, yang umumnya berujung pada kerusakan sebuah benda elektronik.
  2. Sebagai alat yang mampu menurunkan dan menaikkan arus tegangan listrik sebelum masuk ke bagan elektronika lain.
  3. Sebagai penyeimbang arus dan tegangan listrik (penyaring & pembatas).
  4. Komponen pengatur yang dapat membagikan dan menyalurkan besaran listrik pada rangkaian listrik, dengan jumlah nilai tepat. Sehingga setiap komponen dapat berfungsi dengan baik, tanpa energi berlebihan maupun sebaliknya.

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk pengatur arus dan tegangan listrik dalam rangkaian, melindungi komponen lain dari lonjakan arus, dan memastikan kinerja yang tepat dalam sebuah sistem elektronika.

Cara Kerja Resistor

Cara Kerja Resistor

Berbicara mengenai cara kerja dari resistor ini cukup unik, Adapun cara kerjanya komponen resistor akan menghambat aliran listrik yang masuk dari ujung ke ujung. Adapun besar dari hambatan tersebut sesuai dengan nilai resistensi yang telah ditentukan.

Nah, karena arus listrik tadi di hambat maka arus yang berhasil mengaliri komponen elektronika menjadi lebih kecil, sehingga komponen-komponen elektronik bisa lebih tahan lama dan terpelihara.

Selain menghambat, resistor juga bisa berperan sebagai penurun arus, pembagi arus dan pembagi tegangan. Untuk harga resistor sendiri cukup murah hanya sekitar Rp.2.000 – Rp.5.000 saja tergantung kualitas bahan dan besaran nilai hambatan.

Simbol Resistor

Resistor memiliki symbol perwujudan dalam dunia kimia, yaitu dalam bentuk huruf R, dengan Ohm (Ω) sebagai satuannya. Amerika memiliki versi symbol resistor yang digambarkan dengan bentuk menyerupai baterai (persegi panjang), dengan dua garis lurus pada ujung kiri dan kanan.

Selain itu, terdapat pula symbol resistor versi Europe yang digambarkan seperti gelombang elektronik zigzag secara vertical, dengan dua garis lurus yang sama pada kedua ujungnya.

Satuan resistor adalah “ohm” yang dinyatakan dengan simbol “Ω”.

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor
Kode Warna Resistor

Perlu diketahui, pada umumnya sebuah resistor memiliki penandaan warna yang berbeda-beda sesuai yang didasarkan pada patokan nilai resistansi. Warna-warna ini berwujud layaknya cincin yang terpatri pada pada bagian tabung resistor.

Pembedaan warna ini lebih dikenal dengan istilah kode warna resistor. Beberapa pemetaan Kode warna yang harus dikenali ialah:

  1. Kode Warna yang disesuaikan dengan besarannya: resistor 1 ohm, resistor 100 ohm, resistor 1k, resistor 10k, dan resistor 2k2.
  2. Kode Warna yang disesuaikan dengan jumlah gelang: resistor 4 gelang, resistor 5 gelang, resistor 6 gelang, dsb.

Sedangkan gelang warna sendiri merupakan perwakilan dari besaran nilai atau toleransi dari sebuah resistor, contoh:

  • Gelang Warna Merah: toleransi mencapai ± 2%, dengan koefisien temperature 50 ppm.
  • Gelang Warna Cokelat: toleransi mencapai ± 1%, dengan koefisien temperature 100 ppm, dsb.

Cara Membaca Kode Warna Resistor 4 Pita

Cara Membaca Kode Warna Resistor 4 pita
Cara Membaca Kode Warna Resistor 4 pita

Resistor dengan 4 pita warna merupakan jenis resistor yang paling banyak digunakan. Pada resistor dengan 4 pita cara membacanya adalah :

  • Pita 1 dan pita 2 = nilai resistansinya
  • Pita 3 = faktor pengalinya (jumlah nolnya)
  • Pita 4 = nilai toleransinya

Contoh :

Sebuah Resistor dengan 4 warna pita Orange, Hijau, Hitam dan Emas.
Berdasarkan gambar tabel di atas maka dapat kita tentukan :

  • Pita 1 : Orange = 3
  • Pita 2 : Hijau = 5
  • Pita 3 : Hitam = 100 = x1
  • Pita 4 : Emas = ± 5%

Sehingga nilai resistansi dari resistor tersebut adalah 35 Ω dengan Toleransi ± 5%

Maksud dari nilai toleransi ± 5% adalah menunjukkan nilai maksimum dan minimum dari resistor tersebut. Untuk mencari rentang nilai toleransinya caranya yaitu :

35 Ω x 5% = 1,75 Ω,

Sehingga :

  • Nilai Resistansi Minimum = 35 Ω – 1,75 Ω = 33,25 Ω
  • Nilai Resistansi Maksimum = 35 Ω + 1,75 Ω = 36,75 Ω
  • Rentang nilai Resistansinya = 33,25 Ω sampai 36,75 Ω

Jadi jika saat diukur dengan menggunakan ohm meter hasilnya masih menunjukkan nilai pada rentang tersebut, itu berarti resistor dalam keadaan BAIK.

Tapi jika pada saat diukur hasilnya menunjukkan nilai lebih dari 36,75 Ω atau kurang dari 33,25 Ω (diluar rentang tersebut) , itu berarti resistor dalam keadaan RUSAK (tidak Baik)

Jenis-Jenis Resistor

Resistor sendiri terbagi dalam 3 jenis yang berbeda-beda, yaitu: Resistor Tetap, Variable Resistor, Thermal Resistor (Thermistor) dan Light Dependent Resistor (LDR). Berikut ini, kami akan mencoba mengupas detail mengenai pengertian dan komponen yang terdapat di dalamnya.

Jeni Resistor

1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Pengertian umum dari resistor tetap (fixed resistor) adalah sebuah resistor yang dirancang dengan pengaturan nilai pakem permanen yang tidak dapat diubah-ubah. Nilai yang dimaksudkan disini tentunya adalah nilai resistansi.

Resistor dapat dibedakan menurut material pembuatannya. Berikut adalah beberapa nama yang tersedia di pasaran umum:

  • Resistor Kawat (Wirewound): dengan ciri khas batang isolator yang terlilit oleh kawat nikelin.
  • Resistor Metal: bahan terbuat dari metal secara keseluruhan, dengan kelebihan nilai toleransi (lebih kecil) dan koefisien suhu (lebih rendah) yang lebih baik.
  • Resistor Film Karbon: dengan bahan utama dari karbon yang terambil dari arang.
  • Resistor Keramik (Porcelain): resistor yang terbungkus dengan bahan keramik pada lapisan luar.

2. Resistor Variabel (Variable Resistor)

Berkebalikan dengan pendahulunya, resistor variabel (variable resistor) dapat diatur dan menyesuaikan kebutuhan nilai resistensi sesuai dengan keperluan. Pengguna dengan mudah dapat menyesuiakan intensitas daya listrik dengan meningkatkan atau mengurangi tegangan.

Variable resistor sangat sempurna bagi benda-benda elektronik dengan tegangan yang tidak stabil yang kerap membutuhkan penyesuain. Berikut ini adalah pembagian resistor varibel berdasarakan tipe-tipenya:

  • Rheostat: memiliki ukuran diameter yang cukup besar, bermaterialkan kawat resisitif. Biasa dipakai pada rangkaian bertegangan tinggi.
  • Trimmer Potensiometer (Trimpot): memiliki desain cukup rumit, dengan pengaturan semi tetap (tidak boleh sering diubah). Terdapat lubang skrup yang digunakan (diputar) untuk mengubah nilai resistensi.
  • Rotary Potensiometer (Potensio): sifat resistensi yang dinamis membuatnya sering dipakai pada benda elektronik seperti amplifier. Cukup memutar knop, maka pengguna dapat mengatur nilai resistensi.
  • Slide Potensiometer: seperti namanya, pengaturan resistensi dapat dilakukan dengan cara menggeser bagian tuas. Umumnya dikenakan pada mesin equalizer, tepatnya pada area channel.

3. Thermal Resistor (Thermistor)

Thermal Resistor dengan nilai resistenti yang dipengaruhi oleh tekanan suhu (temperature), yang digolongkan sebagai semiconductor. Thermistor dibedakan menjadi 2 jenis, menurutku konduksinya, yaitu:

  • Positive Temperature Coefficient (PTC): memiliki resistensi kuat terhadap suhu yang tinggi (resistensi naik saat suhu naik). Menjaga mesin dari arus listrik berlebihan, yang dapat diatur dengan flexible.
  • Negative Temperature Coefficient (NPC): memiliki daya resistensi rendah terhadap suhu yang tinggi (resistensi menurun saat suhu naik). Lebih banyak digunakan sebagai pembatas aliran listrik yang masuk.

4. Light Dependent Resistor (LDR atau Photoresistor)

Jika Thermistor dipengaruhi oleh suhu, maka Light Dependent Resistor (LDR atau Photoresistor) membutuhkan pasokan intensitas dari cahaya (luminosity) dalam pengambilan nilai. Pada dasaranya, resistensi pada Photoresistor akan menurun berdasarkan peningkatan cahaya yang didapatkan.

Penggunaan light dependent resistor dapat ditemukan pada benda-benda elektronik, seperti halnya: lampu jalan solar, jam radio, dan pengukur cahaya pada camera. Sistem LDR juga jelas terlihat pada system keamanan laser, yang bergantung pada cahaya untuk mendeteksi gerakan atau objek.

Video tentang bagaimana resistor bekerja bisa kamu lihat dibawah ini

Pertanyaan Tentang Resistor

Jadi berikut ini kami beri rangkuman sekilas prihal materi yang sering ditanyakan tentang resistor, diantaranya adalah :

Apa yang dimaksud dengan resistor?

  • Resistor adalah komponen elektronika yang menghambat aliran arus listrik dalam rangkaian.

Fungsi resistor itu apa?

  • Fungsi resistor adalah mengontrol arus listrik, melindungi komponen lain dari lonjakan arus, dan membagi tegangan dalam rangkaian.

Apa itu resistor dan cara kerjanya?

  • Resistor adalah komponen yang membatasi aliran arus listrik dengan menghasilkan resistansi. Cara kerja resistor yaitu dengan mengubah energi listrik menjadi energi termal.

Berapa macam jenis resistor?

  • Terdapat beberapa jenis resistor termasuk diantaranya resistor tetap, resistor variabel, dan resistor berdasarkan karakteristik perubahan resistansinya seperti NTC (Negative Temperature Coefficient) dan LDR (Light-Dependent Resistor).

Leave a Comment