THERMISTOR Adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis & Cara Kerjanya

Thermistor adalah jenis dari resistor yang berkaitan dengan suhu. Resistor sendiri adalah perangkat atau komponen yang mengatur atau pun menghambat arus listrik dalam sebuah rangkaian.

Maka contoh pengaplikasian dari jenis resistor suhu tersebut di antaranya seperti thermistor AC maupun thermistor kulkas. Agar Anda mendapatkan konsep dan pemahaman yang lebih jelas dari thermistor, ikuti pembahasan thermistor, dari fungsi, karakteristik, jenis sampai bagaimana caranya bekerja, berikut ini.

Pengertian Thermistor

Thermistor adalah akronim dari thermally sensitive resistors. Sehingga secara bahasa, thermistor adalah salah satu jenis dari resistor yang memiliki sensitivitas atau kepekaan terhadap suhu (thermal).

Fungsi Thermistor adalah komponen elektronika yang mampu digunakan untuk mengukur suhu

Kemudian untuk nilai resistansi yang dihasilkan oleh thermistor juga akan sangat bergantung pada suhu yang diterima oleh jenis resistor ini. Bahan dasar atau material pembuatan akan mempengaruhi fungsi thermistor terhadap suhu.

Thermistor dapat dibuat dari berbagai material atau bahan dasar. Material pembuat thermistor misalnya tembaga, kromium, nikel, besi, kobalt maupun oksida logam campuran atau sintering mixture.

Simbol Thermistor

Simbol thermistor PTC dan NTC
Simbol thermistor PTC dan NTC

Kemudian, kenali juga simbol thermistor dalam sebuah rangkaian elektronika. Jika Anda mengamati detail dari gambar thermistor akan dapat terlihat bahwa simbol thermistor terbagi jadi 2, yaitu sebagai berikut.

  • Simbol thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient), yang disimbolkan dengan tanda negatif (-).
  • Simbol thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient), yang disimbolkan dengan tanda positif (+).

Jenis-Jenis Thermistor

Thermistor warna biru
Thermistor warna biru

Selanjutnya, thermistor terbagi ke dalam beberapa jenisnya. Dilihat dari bahan dasar atau material pembuatan serta bentuknya, thermistor diklasifikasikan menjadi:

1. Thermistor Lempeng atau Keping

Cara penggunaan Thermistor lempeng adalah menghubungkan atau merekatkannya dengan benda atau objek yang akan diukur suhu/panasnya.

2. Thermistor Batang

Thermistor yang berbentuk batang ini memiliki resistensi yang tinggi, tetapi dispasi daya yang dimilikinya sedang-sedang saja. Sehingga, thermistor batang kerap diaplikasikan untuk peralatan elektronik.

3. Thermistor Maik

Thermistor jenis maik mampu diterapkan untuk mengukur suhu lebih dari 7.0000 C. Resistensi yang dimilikinya bernilai 100 Ω sampai dengan 1 mega Ω.

Jenis Thermistor Berdasarkan Cara Kerjanya

Tak hanya itu saja, thermistor pun dapat dibedakan jenisnya menurut bagaimana mekanisme kerjanya. Jenis-jenis thermistor berdasarkan mekanisme atau cara kerjanya, adalah sebagai berikut.

1. Thermistor PTC

Thermistor PTC atau Positive Temperature Coefficient dengan nilai resistansi yang dapat meningkat, seiring dengan peningkatan koefisien temperatur atau suhu. Cara kerja thermistor PTC ini berbanding lurus, antara resistensi dengan suhu. Fungsi thermistor PTC mirip sekring dan digunakan untuk perlindungan sirkuit.

2. Thermistor NTC

Berbeda dari thermistor PTC yang kinerjanya berbanding lurus, maka thermistor NTC ini justru bekerja berbanding terbalik. Nilai resistansi dari Thermistor NTC atau Negative Temperature Coefficient justru meningkat ketika koefisien temperatur atau suhunya turun. Fungsi thermistor NTC biasanya untuk termometer hambatan pada pengukuran bersuhu rendah dari orde 10 K.

Cara Kerja Thermistor

Thermistor cara kerjanya
Thermistor cara kerjanya

Cara kerja thermistor ditentukan dari adanya perubahan suhu. Maka dari itu juga thermistor disebut-sebut sebagai sensor suhu, karena kepekaan dan cara kerjanya yang bergantung dari suhu yang berubah-ubah. Perubahan suhu yang diterima oleh thermistor tersebut, akan turut merubah nilai resistansi.

Cara kerja dari setiap jenis thermistor adalah:

  • Positive Temperature Coefficient atau PTC bekerja berbanding lurus. Perubahan atau kenaikan koefisien suhu akan selaras dengan peningkatan nilai resistansinya.
  • Negative Temperature Coefficient atau NTC bekerja berbanding terbalik. Ketika terjadi perubahan seperti kenaikan koefisien suhu, maka sebaliknya, nilai resistansi akan menurun.

Karakteristik Thermistor

karakteristik Thermistor
karakteristik Thermistor

Material atau bahan dasar dalam pembuatan thermistor akan sangat mempengaruhi bagaimana karakteristiknya. Dapat Anda lihat karakteristik thermistor di antaranya sebagai berikut:

  • Sensitivitasnya tinggi

(Thermistor mempunyai sensitivitas atau kepekaan yang tinggi dalam mendeteksi suhu di lingkungan sekitarnya.)

  • Dalam mendeteksi adanya perubahan suhu, thermistor membutuhkan waktu respon yang relatif cepat.
  • Thermistor mengalami perubahan resistansi

(Thermistor akan mengalami perubahan nilai resistansi sekitar 10% untuk setiap kenaikan suhu 1 0C. Contohnya untuk thermistor jenis PTC yang mempunyai nilai resistansi 10K. Ketika ada perubahan suhu 1 0C, thermistor kemudian menghasilkan hambatannya 10% atau sekitar 1K.)

  • Memiliki nilai resistansi dari 1 kΩ sampai dengan 100 KΩ.
  • Thermistor memiliki ukuran kecil seperti sebagian besar komponen elektronika.

Implementasi Thermistor

aplikasi Thermistor
aplikasi Thermistor

Thermistor adalah komponen listrik yang mempunyai banyak kegunaan atau pengaplikasian. Berikut adalah aplikasi thermistor dalam dunia elektronika.

1. Thermistor sebagai Sensor Suhu

Pengaplikasian thermistor yang utama adalah sebagai sensor suhu. Apalagi nilai resistansinya tergantung pada suhu yang diterima oleh thermistor.

Thermistor bekerja ketika:

  • Thermistor bisa dihubungkan ke mikrokontroler agar suhu yang diterima thermistor dapat terbaca nilainya. Sehingga misalnya, saat ada tegangan 5 volt mengalir pada thermistor, tegangan melewati thermistor lalu kembali lagi menuju mikrokontroler.
  • Ketika suhu yang diterima semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai resistansi thermistor.
  • Karena nilai resistansinya tadi, ketika suhu yang diterima semakin tinggi, maka justru semakin kecil tegangan yang masuk ke mikrokontroler.
  • Sehingga jika ingin menghitung berapa nilai suhu yang diterima thermistor, maka dapat dibuat sebuah logika pada mikrokontrolernya.

2. Thermistor sebagai Pelindung Komponen

Thermistor dapat diaplikasikan untuk melindungi komponen elektronika dari terjadinya lonjakan arus. Misalnya ketika terjadi korsleting listrik atau hubungan arus pendek. Penghantar listriknya bisa mengeluarkan energi panas. Maka dari itu, thermistor akan meningkatkan nilai resistansinya, agar lonjakan arus dapat ditekan atau dihindari. Sehingga, peralatan elektronika juga dapat terhindar dari kerusakan.

Kelebihan dan Kekurangan Thermistor

3 buah Thermistor
3 buah Thermistor

Kelebihan Thermistor:

  • Sensitivitas Tinggi: Thermistor memiliki sensitivitas yang sangat tinggi terhadap perubahan suhu, yang berarti perubahan suhu kecil pun dapat dideteksi.
  • Rentang Suhu Luas: Beberapa jenis thermistor dirancang untuk bekerja dalam rentang suhu yang sangat luas, mulai dari suhu sangat dingin hingga suhu sangat panas.
  • Ukuran Kecil: Ukuran thermistor yang kecil memudahkan pemasangan dalam berbagai aplikasi, termasuk di ruang sempit.
  • Biaya Rendah: Dibandingkan dengan beberapa jenis sensor suhu lainnya, thermistor cenderung lebih murah.
  • Respon Cepat: Karena ukurannya yang kecil dan sensitivitas yang tinggi, thermistor dapat merespon dengan cepat terhadap perubahan suhu.

Kekurangan Thermistor:

  • Non-linier: Respons thermistor terhadap suhu cenderung non-linier, terutama untuk rentang suhu yang luas. Hal ini bisa mempersulit pembacaan dan interpretasi data tanpa penggunaan sirkuit atau perangkat lunak kompensasi.
  • Kalibrasi: Thermistor mungkin memerlukan kalibrasi untuk mendapatkan pembacaan yang akurat, terutama untuk aplikasi presisi tinggi.
  • Keterbatasan Rentang Suhu: Meskipun ada thermistor yang dirancang untuk rentang suhu luas, tidak semua thermistor cocok untuk semua rentang suhu. Pilihan yang salah dapat menyebabkan thermistor gagal atau tidak akurat.
  • Penuaan dan Degradasi: Seperti komponen lainnya, thermistor bisa mengalami degradasi seiring waktu, terutama jika sering terpapar suhu ekstrem atau kondisi operasi yang berat.

Pemilihan thermistor yang tepat berdasarkan kebutuhan aplikasi dan pemahaman terhadap kelebihan dan keterbatasannya sangat penting untuk memastikan kinerja yang optimal dan keandalan dalam penggunaannya.

Demikianlah pembahasan mengenai thermistor. Komponen sederhana ini memiliki peranan besar dalam teknologi kita sehari-hari. Dengan memahami karakteristik dan aplikasinya, kita dapat membuat keputusan yang tepat dalam penerapannya. Selalu penting untuk memilih thermistor yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi operasional.

Diharapkan, informasi yang telah dibagikan dapat membantu Anda dalam memahami dan memanfaatkan thermistor dengan lebih baik. Terima kasih telah mengikuti pembahasan ini. Semoga informasi yang disajikan memberikan pengetahuan yang berharga dan bermanfaat bagi Anda semua.

Leave a Comment